top of page

Kemarang News

Cari
  • Waroeng Kemarang

Berawal dari Sekedar Ingin Punya Sawah Produktif di Kampoeng

Diperbarui: 1 Okt 2020

Pada mulanya, saya sama sekali tidak pernah punya rencana, mau dipakai apa sawah yang telah kami beli, letaknya persis di sebelah rumah orang tua saya. Yang teringat ketika itu adalah ajaran dan nasehat orangtua, di mana ketika saya sudah bekerja di perusahaan ternama, ketika itu bernama PT Caltex Pacific Indonesia (CPI), beliau selalu menyarankan kepada saya anaknya, agar menyisihkan dan mangumpulkan uang gajinya untuk membeli Tanah di Desa kami berasal dan dibesarkan, yaitu di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Sebagai orang tua saya, berprofesi sebagai Guru SD, Pak Sutjipto Harsono, ketika itu merasa bangga bila saya anaknya yang telah lulus sebagai Insinyur Elektro ITS dan telah bekerja di perusahaan Minyak afiliasi Amerika tersebut, mampu membeli sawah produktif di sekitar rumah tinggal, yang dapat dijadikan sebagai kegiatan bertani di masa tua, serta menunjang penghasilan ekonomi keluarga.


Gambar:

Ketika Cuti di Kampoeng bersama keluarga, sering brainstorming. dan belum tahu akan dibuat apa sawah terasiring yang indah ini nantinya


Cara pembelian tanah sawah gandeng dengan rumah orang tua kami tersebut, tidak pernah dengan cara meminta atau memaksakan keinginan kami, namun benar-benar secara kebetulan oleh pemiliknya memang sudah saatnya ingin dijual dan ditawarkan kepada kami. Pertama kali, adalah sawah yang lokasinya persis di sebelah kiri rumah orang tua saya: sawah dengan luas sekitar 2000 M2, dijual kepada kami ketika kami sudah bekerja sekitar 9 tahun di CPI, yaitu kami bayarkan secara cicilan 2 tahun mulai tahun 1996-1998. Pembelian sawah kedua adalah sawah yang berada di belakang sawah pertama, dengan luas sekitar 1600 M2, ditawarkan kepada kami karena akan dipakai untuk pergi Ibadah Haji, dengan pembayaran 2X yaitu ketika pemiliknya akan pendaftaran Haji dan ketika akan berangkat haji, pada tahun 2000 ketika kami sudah bekerja di CPI 13 tahun. Pembelian sawah yang ke-3 memiliki kisah tersendiri, yaitu pada tahun 2010 ketika kedua anak kami sudah kuliah dua-duanya: anak pertama (Irdra Firstyadhika) di SBM-ITB dan anak kedua (Irdra Lastyautari) di FKG-UI, maka ketika itu kami berjanji akan memberikan hadiah jalan-jalan ke Jepang. Namun perjalanan ke Jepang tidak dapat terwujud oleh karena orang tua saya mengharapkan agar sawah yang gandeng dengan sawah pertama harus segera dibeli, sebab kalau tidak dibeli maka akan dijual kepada orang lain. Akhirnya seisi keluarga setuju tidak jadi jalan-jalan ke Jepang tetapi membeli sawah ke-3 dengan luas sekitar 7000 M2 dengan lokasi persis gandeng disebelah kiri sawah pertama. Dengan demikian 3 sawah aktif menghasilkan di sebelah rumah orang tua saya dengan total luas lebih dari 1 hektar telah menjadi milik kami sejak 2009, ketika itu saya masih belum berumur 47 tahun, atau masih sekitar 10 tahun sebelum usia pensiun.


56 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page