top of page

Kemarang News

  • Waroeng Kemarang

Panggung Omprok Gandrung: Ikon Kebanggaan Waroeng Kemarang

Diperbarui: 5 hari yang lalu

I. Latar Belakang

Omprok Gandrung merupakan sebuah mahkota yang melekat pada penari Gandrung dan melambangkan kehidupan suci umat manusia. Mengulik sedikit mengenai Waroeng Kemarang adalah sebuah tempat yang menjadi tujuan destinasi wisata kuliner tradisional dengan daya tarik seni, budaya dan sejarah yang terletak di Jl. Perkebunan Kalibendo dengan jarak lima km dari Kota Banyuwangi. Dibangun pada tahun 2018 oleh Ir. Wowok Meirianto, MT selaku founder. Waroeng Kemarang adalah sebuah usaha yang dikelola oleh Bapak Wowok yang telah membangun destinasi wisata kuliner dengan daya tarik seni, budaya dan sejarah serta membangun ikon salah satunya yaitu sebuah Panggung Omprok Gandrung yang terletak di bawah Rumah Adat Osing. 


Tampak Panggung Omprok Gandrung

Di tengah masa-masa sulit akibat pandemi COVID-19, Bapak Wowok Meirianto tetap bersemangat untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan seni dan budaya daerah Banyuwangi kepada masyarakat. Dari sinilah lahir ide brilian untuk membangun Panggung Omprok Gandrung, sebuah ruang pertunjukan terbuka yang dapat menjadi wadah bagi berbagai ekspresi seni tradisional maupun kontemporer. Meskipun dihadapkan pada keterbatasan anggaran, semangat sang pemilik untuk menciptakan sesuatu yang unik dan menginspirasi tidak surut.


II. Sejarah Panggung Omprog

Bapak Wowok (Owner)

Waroeng Kemarang adalah sebuah usaha yang dikelola oleh Ir. Wowok Meirianto MT yang telah membangun usaha destinasi wisata kuliner dengan daya tarik seni, budaya dan Sejarah serta membangun ikon salah satunya yaitu sebuah Panggung Omprok Gandrung yang terletak dibawah dari Rumah Adat Osing. Panggung ini lahir dari rasa cinta dan kepedulian sang pemilik terhadap kesenian dan budaya yang kaya di wilayah tersebut. Dibangun pada tahun 2021, proyek ini diselesaikan dalam kurun waktu sekitar 6 bulan.


Inspirasi awal pembangunan panggung ini pada ssat zaman covid yang dimana tamu maupun wisatawan harus social distancing (menjaga jarak) dan dilarang untuk berada di ruangan tertutup sehingga owner Waroeng Kemarang berinisiatif membuat panggung terbuka yaitu Panggung Omprog Gandrung tersebut dan inspirasi kedua muncul saat sang pemilik melihat keindahan Patung GWK di Bali, yang memicu ide untuk menciptakan tempat pertunjukan yang unik dan menarik (Meirianto, Wowok. 2024). Dengan mengadopsi metode ATM (amati, tiru, modifikasi), pemilik Waroeng Kemarang berupaya menghadirkan sesuatu yang baru dengan pendekatan yang sederhana namun efektif. Awalnya, lokasi tersebut merupakan area persawahan dan dikarenakan keterbatasan biaya, pembangunan dilakukan tanpa bantuan arsitek dengan total biaya sekitar 250 juta rupiah.


Tampak Omprok dari depan

Pemilihan Omprok Gandrung sebagai panggung utama didasari oleh keterkenalan tarian Gandrung yang telah menjadi ikon dan ciri khas Kota Banyuwangi. Desain panggung yang terbuka menciptakan suasana yang ramah, memungkinkan penonton dari berbagai kalangan usia untuk menikmati setiap pertunjukkan dengan nyaman. Panggung ini diletakkan di bawah permukaan tanah, sehingga terlihat dari depan yang mengusung konsep alam secara sederhana dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Pendekatan ini tidak hanya memberikan keindahan visual, tetapi juga menciptakan pengalaman unik bagi para pengunjung.


Keberadaan panggung ini diharapkan dapat mengundang masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan seni, baik sebagai penonton maupun sebagai pelaku seniman. Panggung Omprok Gandrung juga berfungsi sebagai jembatan antara tradisi dan modernitas, dimana berbagai jenis seni dapat dipertunjukkan dari tarian tradisional yang memukau hingga musik modern yang energik. Ruang yang diciptakan oleh panggung ini bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk edukasi masyarakat tentang kekayaan budaya yang ada.


Melalui berbagai pertunjukan dan acara, Panggung Omprok Gandrung berfungsi sebagai tempat berkumpulnya komunitas seni di Banyuwangi. Ruang ini memberikan kesempatan bagi berbagai seniman untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan dan menciptakan karya yang mencerminkan nilai-nilai budaya daerah. Komunitas ini dengan dukungan dari masyarakat dapat memperkuat identitas budaya Banyuwangi dan menginspirasi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya mereka.


Harapan terbesar dari pembangunan panggung terbuka ini adalah untuk memastikan bahwa keindahan seni dan budaya Banyuwangi tetap hidup dan berkembang. Dengan menghadirkan seni dalam berbagai bentuk dan format, diharapkan panggung ini dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya lokal yang semakin mendalam. Panggung Omprok Gandrung akan terus berperan sebagai tempat yang menyatukan, merayakan dan melestarikan keindahan seni yang ada, sehingga warisan budaya ini tetap hidup dalam ingatan dan hati setiap individu yang berkunjung.


Tampak dari keseluruhan Panggung Omprok

III. Kegunaan dan Manfaat

Pada tahun 2024, Panggung Omprok Gandrung menjadi pusat kegiatan seni yang dinanti-nanti. Dengan agenda khusus yang diadakan setiap bulannya pada minggu pertama yaitu sendratari “Temurune Dewi Sri” yang akan memanjakan penonton dengan keindahan dan kekayaan budaya Banyuwangi. Acara ini tidak hanya akan memberikan hiburan, tetapi juga edukasi tentang nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap gerakan dan alunan musik.

Pertunjukan Sendratari Temurune Dewi Sri, September 2024
Pertunjukan Sendratari Temurune Dewi Sri, September 2024

Selain agenda utama tersebut, Panggung Omprok juga membuka kesempatan bagi tamu yang ingin mengadakan acara pribadi. Dengan sistem reservasi yang fleksibel, para pengunjung dapat menyelenggarakan pertunjukan atau acara spesial lainnya sesuai permintaan. Berkaitan dengan hal tersebut juga memberikan kesempatan bagi seniman lokal untuk menunjukkan bakat mereka di panggung yang megah ini. Dengan demikian, Panggung Omprok bukan hanya sekedar tempat pertunjukan, tetapi juga ruang bagi kreativitas dan kolaborasi antar seniman.


Foto bersama tamu
Foto bersama tamu

Mengintip Kembali ke tahun 2023, Panggung Omprok Gandrung pernah menjadi tuan rumah festival seni tari tradisional yang sangat meriah. Partisipasi dari berbagai sanggar tari di Banyuwangi menunjukkan betapa beragamnya talenta seni yang ada di daerah ini. Acara tersebut tidak hanya menghibur, tetapi juga mempererat hubungan antar komunitas seni. Melalui pertunjukan tersebut, penonton dapat merasakan semangat dan dedikasi para seniman yang ingin berbagi kisah melalui gerakan tari.


Penampilan band Govinda di Panggung Omprok

Panggung ini juga menjadi saksi bagi penampilan band nasional Govinda yang dapat menambah daya tariknya sebagai tempat pertunjukan. Kehadiran musik modern di Tengah kesenian tradisonal dapat menciptakan harmoni yang menarik. Selain itu, Panggung Omprok Gandrung juga berfungsi sebagai tempat edukasi bagi para tamu yang datang. Dengan berbagai aktivitas dan workshop, pengunjung dapat lebih memahami kekayaan budaya yang ada di Banyuwangi, sehingga warisan ini dapat terus hidup dan berkembang (Bimantara, Harfi. 2024).


Desain Panggung Omprok Gandrung yang dominan berwarna abu-abu memiliki makna mendalam. Warna ini tidak hanya membedakan antara Omprok asli dengan Panggung Omprok, tetapi juga menciptakan suasana yang elegan dan Anggun. Selain itu, terdapat amphitheater yang menjadi fasilitas tambahan bagi para penonton. Tempat ini dirancang dengan baik agar setiap orang dapat menikmati pertunjukan dengan nyaman, sekaligus memperoleh pengalaman yang tak terlupakan.


Situasi menonton dari Amphitheater

Khususnya pada atap amphitheater yang menyerupai kipas Gandrung menggambarkan keindahan dan keterkaitan antara Omprok dan kipas dalam tarian Gandrung Banyuwangi. Desain ini bukan hanya estetik, tetapi juga sebagai simbolis yang mencerminkan kekayaan budaya yang ada. Panggung Omprok Gandrung dan amphitheater menjadi dua bagian yang saling melengkapi dalam merayakan seni dan budaya. Dengan adanya tempat-tempat ini, harapan akan terjaganya warisan budaya dan kesenian Banyuwangi semakin nyata dan dapat terus dikenal oleh generasi mendatang.


Amphitheater

Selain amphitheater juga ada meja dan kursi bahkan gubug yang dapat digunakan oleh wisatawan maupun tamu untuk menikmati suasana di Panggung Omprok Gandrung. Tempat tersebut dapat menampung kurang lebih sekitar 200 tamu. Mulai dari gubug Jawa, Banyuwangi, hingga Bali juga mendominasi tempat disekitar Paggung Omprok. Hal ini menjadi pendukung untuk wisatawan tetap merasa nyaman dan aman.




IV. Fasilitas Pendukung

Tampak jalan menuju Panggung Omprok

Pada awalnya, Panggung Omprok Gandrung di Waroeng Kemarang tampak kosong dan sederhana hanya terdiri dari sebuah panggung pertunjukan saja. Namun pemilik Waroeng Kemarang kemudian memutuskan untuk menambah beberapa tanaman di sekitar panggung yang gunanya untuk memperkaya suasana dan nuansa alam di area tersebut. Tanaman pertama yang ditanam adalah tanaman miana, dipilih karena selain cepat tumbuh juga dapat memberikan sentuhan keindahan alami pada Panggung Omprok Gandrung. Upaya ini menunjukkan adanya keinginan dari pihak pengelola untuk menciptakan suasana yang lebih menarik dan selaras dengan konsep Waroeng Kemarang yang mengusung tema alam.


Penataan dan pengembangan tanaman di sekitar Panggung Omprok Gandrung merupakan sebuah proses yang dilakukan secara bertahap oleh pemilik Waroeng Kemarang. Penataan dan penanaman berasal dari main feeling sambil belajar merawat tanaman-tanaman tersebut. Selain itu, pemilik juga senantiasa berusaha mencari ide-ide baru terkait jenis tanaman yang dapat digunakan untuk mempercantik dan mengelilingi panggung dengan lebih indah. Upaya ini menunjukkan adanya kreativitas dan kecintaan pemilik Waroeng Kemarang terhadap alam yang kemudian diwujudkan dalam penataan Panggung Omprok Gandrung (Ririt, 2024).


Tampak depan tanaman menghiasi Panggung Omprok

Keberadaan Waroeng Kemarang yang mengusung tema alam menjadi faktor pendukung yang sangat penting bagi hadirnya tanaman-tanaman di sekitar Panggung Omprok Gandrung. Tema alam yang diusung oleh Waroeng Kemarang menjadi kunci bagi pihak pengelola untuk memastikan bahwa area panggung juga dapat mempresentasikan suasana alam yang alami dan menyatu. Oleh karena itu, kehadiran tanaman-tanaman di sekitar panggung dapat dipandang sebagai wujud nyata dari upaya untuk mewujudkan konsep alam yang diusung oleh Waroeng Kemarang.


Tampak kanan dari sisi panggung
Tampak kiri dari sisi panggung

Seiring berjalannya waktu, tanaman-tanaman disekitar Panggung Omprok Gandrung semakin bertambah, baik dalam jumlah maupun variasi jenisnya. Selain tanaman miana yang menjadi pionir, terdapat pula tanaman lidah mertua, sejenis tanaman kampung, serta berbagai jenis tanaman hijau yang rimbun. Perawatan dan pemeliharaa tanaman-tanaman tersebut dikelola secara langsung oleh Ibu Ririt yaitu istri dari pemilik Waroeng kemarang yang memang memiliki hobi dan keahlian dalam bidang Perkebunan. Upaya ini menunjukkan adanya komitmen dari pihak pengelola untuk menjaga dan mengembangkan keberadaan tanaman-tanaman di sekitar Panggung Omprok Gandrung.


Selain tanaman-tanaman, Panggung Omprok gandrung juga didukung oleh keberadaan pohon kelapa yang besar dan tinggi menjulang di sisi kanan dan kirinya. Kehadiran pohon kelapa ini turut memperkuat nuansa alami dan memberikan keseimbangan visual pada area panggung. Kombinasi antara tanaman-tanaman yang beragam dan pohon kelapa yang menjulang tinggi menciptakan sebuah suasana alam yang kaya, indah dan selaras dengan konsep Waroeng Kemarang secara keseluruhan sehingga perlu memang adanya fasilitas pendukung pada Panggung Omprok Gandrung.


V. Lebih dekat dengan Omprok

Tarian Gandrung merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya bagi masyarakat Banyuwangi. Sebagai upaya untuk memperkuat keberadaan dan apresiasi terhadap seni ini, pemilihan Omprok Gandrung sebagai panggung terbesar di Banyuwangi ini menjadi strategi yang cerdas. Ukuran panggung yang mencapai 13 meter tersebut tidak hanya mampu menampung penonton dalam jumlah besar, tetapi juga memberi ruang yang lapang bagi para penari untuk berekspresi secara maksimal.


Penggunaan Panggung Omprok dimulai pada tahun 2022, sebagai tempat berlangsungnya berbagai pertunjukan seni dan acara yang digelar oleh Dinas Pariwisata Banyuwangi. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada potensi budaya yang dimiliki serta keinginan untuk menyediakan sarana yang dapat mengakomodasi pergelaran berskala besar. Sejak saat itu, Omprok telah menjadi pusat aktivitas seni yang tidak hanya menarik minat masyarakat lokal, namun juga wisatawan dari luar daerah.


Desain unik Omprok Gandrung dengan bentuk setengah lingkaran menciptakan suasana intim antara penari dan penonton. Bentuk ini menyimbolkan kedekatan antara performer dan audiens sehingga setiap gerakan tari dapat dinikmati secara langsung. Bukan hanya panggung saja tetapi juga dilengkapi dengan amphitheater yang memiliki bentuk atap seperti kipas, hal tersebut menjadi simbolis bahwa kipas dan omprok merupakan satu kesatuan dari tarian Gandrung. Hingga saat ini, Panggung Omprok Gandrung belum pernah diperbaiki karena memang belum ada yang harus dirubah kecuali pewarnaan pada dalam panggung yang semula berwarna putih menjadi warna merah.


View Panggung Omprok Gandrung dari atas

Di dalam Panggung Omprok terdapat beberapa elemen budaya yang sarat akan makna mendalam, seperti Kembang Goyang dan Batik Gajah Oling. Kembang Goyang yang merupakan hiasan di panggung melambangkan keindahan dan keramahtamahan masyarakat Banyuwangi. Gerakan bunga yang bergetar menggambarkan dinamika dan semangat yang terkandung dalam setiap pementasan seni. Sementara itu, Batik Gajah Oling yang mendominasi kostum para penari menjadi simbol kekuatan dan keanggunan. Motif Gajah Oling yang terinspirasi dari hewan nasional Indonesia mencerminkan hubungan erat masyarakat dengan alam serta makna spiritual yang terkandung di dalamnya. Batik ini tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, namun juga menjadi identitas budaya yang membanggakan (Faizin, Nurul. 2024).


Detail Omprok
Detail Omprok










Tidak hanya itu, Panggung Omprok juga dihiasi oleh dua buah wayang yang melambangkan warisan budaya Jawa. Kehadiran wayang ini tidak sekadar sebagai dekorasi, melainkan membawa makna filosofis yang mendalam. Wayang kulit sebagai representasi dari cerita-cerita klasik mengingatkan penonton akan nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam setiap kisahnya. Keberadaan wayang ini menciptakan suasana yang sarat akan cerita dan sejarah, menjadikan Omprok sebagai tempat yang kaya akan tradisi. Selain itu, Panggung Omprok dilengkapi dengan backstage berukuran 5x2 meter yang berbentuk segitiga. Desain backstage yang inovatif ini disesuaikan dengan bentuk panggung, sehingga mampu menyediakan ruang yang efisien bagi para penari untuk bersiap sebelum tampil. Bentuk segitiga tersebut mencerminkan stabilitas dan keselarasan yang sejalan dengan prinsip-prinsip dalam seni tari.


Backstage 5x2 m

Panggung Omprok Gandrung bukanlah sekadar panggung untuk mengekspresikan seni dan pertunjukan. Tempat ini menawarkan pengalaman yang lebih dari sekadar pertunjukan. Di atas panggung tepatnya pada rooftop, para tamu dapat berkumpul dan menikmati hidangan lezat bersama-sama, saling berbagi dan menikmati kebersamaan. Pada saat alunan musik tradisional mengalun, tamu dapat menikmati hidangan khas daerah di bawah langit terbuka. Pemandangan alam yang indah membentang di sekeliling, seolah menjadi latar yang sempurna bagi pengalaman yang sarat makna ini. Di sini, tamu tidak hanya menyaksikan pertunjukan, melainkan juga turut merasakan resonansi budaya yang kaya, tercipta dalam kebersamaan yang memesona.



Ditulis Oleh:

Ailsa Iftinah Faith

NIM: 152110683003

-Mahasiswa PKL Universitas Airlangga-

29 tampilan0 komentar

댓글


bottom of page