Sendratari“TEMURUNE DEWI SRI”
Sendratari adalah singkatan dari: Seni Drama Tari. Sendratari “Temurune Dewi Sri” adalah sebuah seni drama tari yang mengisahkan tentang sosok Dewi Sri, yang konon dahulu kala dipercaya oleh leluhur, di bumi Blambangan Banyuwangi sebagai Dewa Penyubur Padi, hadir ke bumi dalam kegiatan spiritual, kesenian, budaya, adat, dan tradisi, bersama masyarakat.
Sendratari Temurune Dewi Sri, yang merupakan Hak Karya Cipta oleh Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (KOPAT) dan Hak Tayang Pertunjukan oleh Waroeng Kemarang, serta didukung Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banyuwangi, menampilkan adegan yang digali dari adat tradisi dan artefak sejak jaman Belambangan kuno, sejak pra-Islam sampai sekarang, seperti: pemujaan sang Dewi Sri, kegiatan bertani tradisional (labuh nyingkal, labuh tandur, nggetaki pari, labuh nggampung, dan mengolah padi), berkesenian Lontar Yusuf, seblang, pencak, kuntulan sampai Paju Gandrung.
Didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUBPAR) Kabupaten Banyuwangi, Sendratari Temurune Dewi Sri ditampilkan sebulan sekali, di Waroeng Kemarang, dalam bentuk “Pagelaran Omprok Gandrung”, dengan durasi tidak lebih dari 1 jam, disusun dalam urutan sebagai berikut:
1. Mocoan lontar: menggambarkan doa para leluhur, kepada pencipta, agar diberikan kemakmuran pada kehidupan bermasyarakat, khususnya doa untuk sawah pertanian mereka.
2. Dewi Sri dan Barong: menggambarkan sosok Dewi Sri yang turun dari Kayangan, mengendarai Barong, menyebar benih padi unggul Genjah Arum.
3. Tari Tani: menggambarkan kegiatan masyarakat agraris Bertani, seperti: Labuh Nyingkal, Labuh Tandur, Matun, Nggetaki Manuk, Labuh Nggampung.
4. Gedhogan: menggambarkan Kegiatan berkesenian dalam Mengolah Padi hasil panenan.
5. Pencak Sumping: menggambarkan Kegiatan Bela Diri dan Keamanan untuk perlindungan masyarakat.
6. Seblang: menggambarkan ritual, kesenian mistis dan spiritual, yang menghadirkan roh leluhur, bersukacita bersama masyarakat, untuk menjauhkan masyarakat dari malapetaka.
7. Kuntulan: menggambarkan kesenian pemujaan kepada Alloh yang maha kuasa, setelah masuknya agama Islam.
8. Paju Gandrung: menggambarkan kesukacitaan masyarakat bersama sosok yang dipuja (yang digandrungi), yaitu Gandrung, sebagai penjelmaan akan sang Dewi Sri.
9. Nggedhog Gandrung: adalah membawa Gandrung dan penari kepada Tamu, kemudian memberikan sampur sebagai tanda kehormatan, serta mengajak tamu untuk bersukacita, menari Bersama.
10. Menari Bersama: tamu yang ketiban sampur menari bersama penari.
11, Berfoto Bersama Penari: Tamu dipersilahkan untuk berfoto Bersama penari gandrung, seblang, Dewi Sri, Pencak Sumping, Barong, serta Panjak, sambil diiringi gending Umbul-umbul Belambangan.
Banyuwangi, 25 Pebruari 2024
Sanggar Seni Kemarang
Comments